Senin, 04 Mei 2009

The Choice

Bismillah . . . . . . .

to the point . . . . . . .

mengapa sih Allah menciptakan surga dan neraka?

bukankan Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang?

bukankah setipa orang pasti akan senang jika ia bisa masuk surga dan tidak mau jika ke neraka?

itulah beberapa pertanyaan dari sebagian manusia (termasuk sy).



that 'The Choice' . . . . .



menurut saya pola 'Takdir' kita yang ditentukan oleh Allah adalah pola 'Implikasi' . . . "Jika . . . maka . . ." bukan konjungsi " . . . dan . . ."



bagaimana mungkin Allah akan menjadikan tempat tinggal kita nanti di neraka, padahal itu adalah tempat yang paling tidak diinginkan oleh semua manusia; dengan segala sifa Rahman dan Rahimnya, tetapi itu semua adalah hak Allah . . .



Allah lah yang memiliki kita, kita juga bebas melakukan apa saja terhadap benda milik kita, apakah kita mau merawatnya atau tidak.



oleh karena itu polanya adalah " Jika . . . maka . . ."

kita diberikan kebebasan untuk melakukan segala sesuatu, untuk memilih sesuatu, tentunya dengan konsekuensi yang telah ditetapkan oleh Allah.



apakah kita akan melakukan hal-hal yang diperintahkan Allah dengan konsekuensi kita akan masuk surga (kalau ikhlas) atau sebaliknya, tentu dengan konsekuensi yang berbeda.



Tetapi Allah sangatlah sayang kepada kita, melebihi sayangnya seorang ibu kepada anaknya atau seorang kekasih kepada pujaannya; Allah memberikan rambu-rambu kepada kita, Allah selalu mengingatkan kita agar kita tetap berada dijalannya, Allah tidak membiarkan kita begitu saja untuk masuk kedalam kemaksiatan.



kita juga diberikan kebebasan untuk memilih dalam hal belajar (sekolah), apakah kita mau rajin atau malas.

guru memberikan kebebasan kepada anak muridnya untuk memilih apakah mau rajin atau tidak, tentu dengan konsekuensinya, jika rajin dia akan menjadi pintar (meskipun bukan jaminan) atau memilih untuk malas tentu dengan konsekuensi dia tidak akan pintar (ini adalah suatu jaminan) tetapi guru sayang kepada anak didiknya, dia selalu memberikan peringatan kepada muridnya jika ia malas.

kalau ada guru yang acuh tak acuh kepada murid, kalau malas dibiarkan saja, berarti guru itu tidak sayang kepada muridnya, dia rela membiarkan muridnya untuk menjadi bodoh.



bagi saya, jika ada guru yang memberikan hukuman kepada muridnya karena malas, tidak mengumpulkan tugas atau lain sebagainya, itu semua bukanlah suat bentuk ketidaksayangannya melainkan suatu bentuk sayangnya, namun kadang-kadang kita salah menanggapinya.



itu saja ah sebagai bahan sharing kita kali ini . . . .

Allahu'alam . . . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar